TUDUHAN PENGHINAAN
Bhatoegana Disuruh "Istighfar" di Makam Gus Dur
Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Selasa, 27 November 2012 | 14:28 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com - Kecaman terhadap pernyataan politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana soal mantan Presiden KH Aburrahman Wahid alias Gus Dur terus mengalir di Jawa Timur.
Kelompok Pecinta Gus Dur (Gusdurian) meminta Bhatoegana meminta maaf secara terbuka kepada keluarga besar Gus Dur dan membaca istighfar di makam Gus Dur. Permintaan maaf itu, kata Kordinator Gusdurian Jatim, Aan Anshori, dianggap penting untuk mengobati sakit hati warga Nahdiyin yang sempat terluka.
''Warga Nahdiyin, di Jatim khususnya sangat terluka dengan statement Sutan,'' ungkapnya, Selasa (27/11/2012).
Namun dia yakin, bagi jutaan masyarakat indonesia, Gus Dur tetaplah Gus Dur yang akan memaafkan siapapun yang telah menghina dan memfitnahnya. "Demi kebaikan, Sutan seharusnya minta maaf secara terbuka dan kepada keluarga Gus Dur. Termasuk Sutan harus sowan ke makam Gus Dur di Jombang,'' jelasnya.
Pernyataan Sutan adalah bentuk kepanikan baik bagi dirinya secara individu, maupun Partai Demokrat tempatnya bernaung. Kepanikan ini terkait tuntutan publik agar Pemerintah memberantas korupsi termasuk di internal Partai Demokrat, sebagai partai penguasa.
Menurut Aan, Gus Dur dilengserkan dari kursi kepresidenan bukan karena kasus korupsi Bruneigate dan Buloggate. Namun lebih pada penolakkan Gus Dur ini terhadap politik dagang sapi, sehingga membahayakan konstitusi pada waktu itu. Posisi dua kasus itu sendiri telah di-SP3 oleh Kejaksaan Agung. Jadi pernyataan Bhatoegana sangat tidak berdasar.
***
Baca Juga:
Editor :
Glori K. Wadrianto
Anda sedang membaca artikel tentang
Bhatoegana Disuruh Istighfar di Makam Gus Dur
Dengan url
http://mitoraboutpregnancy.blogspot.com/2012/11/bhatoegana-disuruh-istighfar-di-makam.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bhatoegana Disuruh Istighfar di Makam Gus Dur
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bhatoegana Disuruh Istighfar di Makam Gus Dur
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar