Pengamanan Terlalu Berlebihan Warnai Persidangan KTT ASEAN

Written By bopuluh on Jumat, 16 November 2012 | 23.36

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Bagi para wartawan, terutama asal Indonesia, yang biasa atau pernah meliput persidangan atau konferensi rutin organisasi kawasan Asia Tenggara (ASEAN), proses peliputan rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi di Phnom Penh, Kamboja, dinilai teramat ruwet. Beberapa wartawan saat berbincang dengan wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, Sabtu (17/11/2012), merasa sangat dibatasi dan dilokalisir oleh pihak panitia pelaksana.

Sepanjang tahun 2012 Kamboja memang menjadi tuan rumah ASEAN. Keruwetan dimulai sejak hari pertama rangkaian pertemuan KTT ke-21 ASEAN, yang diawali sidang antar menteri luar negeri (AMM). Untuk bisa masuk ke dalam lokasi gedung tempat persidangan, para wartawan dalam dan luar negeri harus berjibaku meminta kartu pas masuk tambahan. Padahal setiap wartawan sudah dibekali kartu identitas peliputan KTT ASEAN dan persidangan terkait lain.

Panitia membuat kartu pas, berbentuk dan seukuran kartu nama, untuk setiap acara pertemuan, mulai dari AMM, pertemuan antar menteri sektor ekonomi (AEMM), dan sektor keamanan (APSC). Mereka bahkan membuat kartu pas khusus untuk wartawan meliput jumpa pers Menteri Luar Negeri Kamboja, Hor Namhong. "Tidak seperti KTT ASEAN di Indonesia, pengamanan dan pengaturannya tidak seruwet ini. Wartawan dipaksa menunggu di media center sementara rangkaian pertemuan digelar di gedung lain di sebelah gedung tempat media center," ujar Esther Fin Harini koresponden media Jepang di Jakarta.

Tak hanya wartawan, kebijakan sama juga diterapkan ke para anggota delegasi negara-negara peserta. Salah seorang delegasi Kementerian Luar Negeri Indonesia menunjukkan kartu pas khusus bertanda warna merah untuk bisa mengakses seluruh lantai dan ruangan di gedung Peace Palace tempat KTT berlangsung. Jumlah kartu yang diberikan pun sangat terbatas, tak lebih dari 30 kartu pas khusus untuk delegasi per negara.

Tanpa kartu-kartu pas tadi, baik wartawan dan bahkan anggota delegasi sama sekali tak boleh mendekat lokasi pertemuan atau bahkan berada di lantai tempat pertemuan berlangsung. "Kalau tidak pegang kartu khusus ini kami delegasi sekalipun enggak akan boleh masuk ke lokasi," ujar salah seorang anggota delegasi asal Indonesia saat berbincang dengan para wartawan asal Jakarta.

Puluhan anggota pasukan pengamanan bersafari hitam-hitam berambut cepak selalu siap mengusir siapa pun yang menurut mereka tak boleh berada di lokasi, bahkan dengan cara kasar sekali pun. Alat perekam seorang pewarta asal Filipina bahkan sempat jatuh akibat ditepis sang penjaga. Saat baru beberapa menit Menlu Marty diwawancara, usai mengikuti pertemuan antar menteri bidang politik dan keamanan ASEAN (APSC), salah seorang dari puluhan aparat keamanan di dalam gedung tiba-tiba berdiri di depan sang menteri sambil menyuruh wartawan mengakhiri wawancara.

Kejadian itu sontak mengagetkan Menlu Marty dan juga para wartawan. Marty bahkan sampai memegang bahu si petugas dan memintanya menyingkir karena dia masih ingin menyelesaikan pernyataannya pada para wartawan. Sejumlah wartawan dari beberapa negara yang kesal dengan perlakuan sangat membatasi itu beberapa kali tampak beradu argumen dengan para petugas keamanan, bahkan panitia pendamping media massa. Sayangnya hal itu hanya jadi debat kusir, terutama lantaran kemampuan bahasa Inggris para petugas dan panitia pelaksana tadi teramat pas-pasan.

"Sejak beberapa pertemuan ASEAN lalu sepanjang tahun ini pengamanannya memang sangat berlebihan. Bahkan ketika ada sejumlah narasumber sebenarnya mau bicara ke wartawan, petugas keamanan menghalang-halangi wartawan mendekat. Atau jangan-jangan kalau seperti itu, delegasi juga jadi ikut-ikutan dibatasi aksesnya," ujar Astari Yanuarti, jurnalis media asing di Jakarta.

Sepertinya Kamboja lupa kalau pertemuan-pertemuan dan persidangan ini bukanlah even internal pemerintah mereka melainkan even rutin tahunan ASEAN, yang saat ini tengah berjuang membangun sebuah komunitas bersama ASEAN (ASEAN Community) di mana berbagai hal harus sangat terbuka dan saling terkoneksi.


Anda sedang membaca artikel tentang

Pengamanan Terlalu Berlebihan Warnai Persidangan KTT ASEAN

Dengan url

http://mitoraboutpregnancy.blogspot.com/2012/11/pengamanan-terlalu-berlebihan-warnai.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pengamanan Terlalu Berlebihan Warnai Persidangan KTT ASEAN

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pengamanan Terlalu Berlebihan Warnai Persidangan KTT ASEAN

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger