Dari gerbang hingga ujung jalan pemakaman para pedagang terlihat berjejer menawarkan aneka dagangan. Ada bunga untuk nyekar di kuburan, air bunga mawar, aneka pernak-pernik hingga makan pun tersedia di area TPU.
Orang-orang terlihat membersihkan makam sanak saudaranya yang sudah meninggal. Awan (29) mengungkapkan, ia datang berziarah ke makam keluarganya. "Saya sudah biasa setiap menjelang puasa selalu menyempatkan diri berziarah ke makam keluarga saya di sini," katanya.
Di pemakaman ini juga terdapat kubur almarhum Ustaz Jefri Al Buchori. Makam Uje, demikian almarhum dipanggil, terlihat ramai. Sebuah pengeras suara dipasang di atas sebuah bambu dekat makamnya. Persis di atas pusaranya terbentang sebuah terpal berukuran kurang lebih 6 x 6 meter.
Seorang pemandu doa tak henti-henti melantunkan doa dan ayat-ayat suci Alquran. Silih berganti orang datang dan pergi di makam Uje. Kuntum-kuntum bunga berwarna merah menutupi seluruh gundukan rumah keabadian Uje. Makam itu memerah. Harum mawar merebak dari air bunga yang disiram para peziarah di atas pusara itu. Di sisi nisan, sebuah pigura bewarna emas membingkai foto Uje yang sedang tersenyum. (Adi Suhendi)
Anda sedang membaca artikel tentang
Jelang Ramadhan, Makam Uje \"Memerah\"
Dengan url
http://mitoraboutpregnancy.blogspot.com/2013/07/jelang-ramadhan-makam-uje.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jelang Ramadhan, Makam Uje \"Memerah\"
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jelang Ramadhan, Makam Uje \"Memerah\"
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar