"Selama beberapa abad terakhir ini, industri model di barat telah mendefinisikan dunia model dan fashion dengan gambaran sebagai sosok yang ramping, feminin, dan berkulit putih," ungkap Cameron Russell.
Dalam video yang diunggah ke Youtube, Cameron justru menyarankan agar perempuan tak memilih untuk jadi model. Dalam video ini ia menggambarkan bahwa model bukanlah jalur karier yang baik. Hal ini disebabkan karena adanya stigma dan racun yang menggambarkan bahwa perempuan cantik itu selalu muda, kurus,dan berkulit putih. Dan saat ini videonya sudah ditonton 2,3 juta orang di seluruh dunia.
Sebagai model, ia hanya mengatakan bahwa ia hanya diberkati oleh genetik fisik yang baik, seperti dirinya sekarang ini. Dia mendesak perempuan muda untuk bercita-cita untuk menjadi apapun selain model, karena keberhasilan dalam dunia modeling sebatas faktor "keberuntungan" dan gen yang baik.
Namun, ternyata genetik dan tampilan yang sempurna ini tak membuatnya selalu punya perasaan yang baik tentang dirinya. "Saya memang dianggap memiliki segalanya dan bisa mendukung karier saya sebagai model. Kenyataannya ini tidak selalu membuat saya bahagia. Jika ada orang yang berpikir bahwa punya fisik seperti model adalah kunci menuju kebahagiaan, maka Anda tak perlu jadi model, melainkan hanya perlu berteman dengan sekelompok model yang berpaha kecil, rambut mengilat, dan pakaian keren," jelasnya.
Perempuan berusia 26 tahun ini mengungkapkan bahwa ia tak benar-benar mendapatkan keuntungan ketika menjadi model. "Saya tidak tahu apa keuntungannya menjadi seorang model. Pada beberapa hal mungkin saja benar, misalnya mendapatkan barang-barang gratis dan bebas dari tilangan polisi. Tapi ketika menyadari bahwa ini tidak terjadi pada semua orang, lalu apa untungnya buat diri Anda? Ini dilakukan karena mereka hanya suka pada tampilan Anda saja," tegasnya.
Dalam video di konferensi TED (Technology, Entertaiment, dan Design) bulan Januari lalu, dengan keras ia mengungkapkan bahwa fashion adalah kapitalisme dan selalu akan mengikuti tuntutan pasar, sehingga sebagai model mau tak mau Anda harus menurutinya juga. Baginya menjadi seorang model adalah beban untuknya. Ia dituntut harus bisa melakukan apapun untuk kebutuhan foto dan modeling, sekalipun ia tak merasa nyaman. Selain itu, sebagai model, ia juga selalu dituntut dan ditekan untuk selalu terlihat baik, cantik, putih, tubuh ideal, dan sempurna.
Meski demikian, ia tidak benar-benar membenci modeling. "Jika Anda masih berusia 16 tahun dan memiliki kesempatan, saya akan berkata, "Ambillah, itu fantastis, bisa dipakai untuk biaya kuliah, dan pengalaman berharga." Tapi itu bukan karir di mana Anda yang memegang kendali. Setiap hari orang di industri ini bisa memutuskan mereka tidak menyukai Anda lagi. Maka Anda harus memiliki bekal berupa skill yang lain. Hal lainnya lagi, modeling juga sensitif terhadap batas waktu. Apa yang akan terjadi ketika Anda berusia 25-35 tahun, dan Anda tidak bisa melakukannya lagi? " katanya.
Rusell sendiri mengaku bahwa ia selalu memiliki proyek sampingan lainnya. Saat ini ia memutuskan untuk kembali kuliah dan meraih gelar sarjananya.
Baca juga : Suka Duka Jadi Model
Sumber :
Penulis :
Christina Andhika Setyanti
Editor :
Syafrina Syaaf
Anda sedang membaca artikel tentang
Cameron Russell : \"Jadi Model Tak Selamanya Menyenangkan\"
Dengan url
http://mitoraboutpregnancy.blogspot.com/2013/10/cameron-russell-model-tak-selamanya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Cameron Russell : \"Jadi Model Tak Selamanya Menyenangkan\"
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Cameron Russell : \"Jadi Model Tak Selamanya Menyenangkan\"
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar