KOMPAS.com - Kehidupan masa kini tak bisa dilepaskan dari internet. Orang menggunakan internet untuk mendukung berbagai kegiatannya. Meski makin banyak smartphone dan tablet yang bisa digunakan untuk mengakses internet, peralatan tersebut belum populer di daerah.
Makanya, usaha warung internet (warnet) sebagai sarana browser dan juga untuk game online masih menjanjikan, terutama di daerah. Peluang ini sudah dibidik Ryan Fendi sejak awal tahun 2009. Ia mendirikan usaha warnet dan game online di Magelang, Jawa Tengah dengan nama Warnet Online.
Lantaran banyak peminat usaha ini, ia pun membuka peluang kemitraan sejak akhir tahun 2009. Sekarang, sudah ada 20 gerai Warnet Online di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Lima gerai milik pusat dan 15 milik mitra," kata Ryan.
Tertarik mencoba peruntungan di bisnis warnet? Ryan menawarkan paket investasi mulai Rp 60 juta hingga Rp 180 juta. "Perbedaannya tergantung lokasi dan banyaknya unit komputer yang diinginkan," jelasnya.
Misalnya, untuk wilayah Jawa Tengah, dengan 14 unit komputer dikenakan biaya Rp 60 juta. Sedangkan, fasilitas yang sama bagi mitra di luar Pulau Jawa akan mencapai Rp 70 juta.
Jika mitra ingin membeli paket investasi dengan jumlah komputer lebih banyak, biaya akan semakin besar. Pusat akan membeli seluruh perlengkapan di lokasi tempat mitra, sehingga tidak terkena ongkos kirim.
Nantinya, selain mendapat seluruh peralatan komputer, termasuk speaker dan headset, mitra juga berhak mendapat kursi dan meja, software dan berbagai game online, banner, poster game online, saluran internet dan instalasi, pelatihan dan dekorasi. "Kami memberikan garansi 1,5 tahun, kalau ada peralatan yang rusak, teknisi akan memperbaiki secara gratis," papar Ryan.
Menurutnya, konsep usaha ini adalah warnet 24 jam. Oleh karena itu, mitra harus menerapkan sistem shift untuk karyawan. Adapun, tarif warnet berkisar Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per jam, atau bisa disesuaikan dengan wilayah tempat tinggal mitra.
Ryan memproyeksikan, mitra bisa meraih omzet berkisar Rp 20 juta-Rp 30 juta sebulan, tergantung jumlah komputer. Dengan target laba bersih 30 persen-50 persen dari omzet, mitra bisa balik modal dua-tiga tahun.
Pengamat waralaba dari Pietra Sarosa Consulting Group, Pietra Sarosa menilai, langkah Warnet Online menjadikan usahanya sebagai game center sudah tepat. Sebab game center akan berkembang dan memiliki pasar tersendiri. "Bisanya orang enggan bermain game di rumah, maunya justru di tempat ramai, bisa teriak-teriak," ujar Pietra.
Namun, karena sifat industri game yang selalu berkembang seiring kemajuan teknologi, usaha sebuah game center juga harus terus memutakhirkan komputer yang digunakan. Makanya, Pietra mengingatkan mitra soal target balik modal usaha.
"Bisa jadi, setelah tiga tahun, uang balik modal itu justru digunakan lagi buat pemutakhiran perangkat komputer," ungkapnya. (Revi Yohana, Noor Muhammad Falih)
Editor : Erlangga Djumena
Anda sedang membaca artikel tentang
Bisnis Games Center Tidak Main-main
Dengan url
http://mitoraboutpregnancy.blogspot.com/2013/07/bisnis-games-center-tidak-main-main.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bisnis Games Center Tidak Main-main
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bisnis Games Center Tidak Main-main
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar